sebuah pena tua tergolek tanpa rasa
tubuhnya mulai rapuh dalam balutan warna yang kian lusuh
tintanya membeku, kaku bagai lidah pujangga yang kelu
meronta pada nasib, mencibir pada takdir
sebuah pena tua terdiam tanpa tinta
torehkan rasa tanpa kata dan suara
berharap mati dalam kegundahan yang abadi
tinggalkan derita menjadi tak berdaya
sebuah pena tua terbuang tanpa sisa
pasrah tersungkur menanti tubuhnya terkubur
menyimpan ribuan kata terkenang dalam jiwa yang terkekang
memendam makna yang terusung pada raga yang terpasung
tubuhnya mulai rapuh dalam balutan warna yang kian lusuh
tintanya membeku, kaku bagai lidah pujangga yang kelu
meronta pada nasib, mencibir pada takdir
sebuah pena tua terdiam tanpa tinta
torehkan rasa tanpa kata dan suara
berharap mati dalam kegundahan yang abadi
tinggalkan derita menjadi tak berdaya
sebuah pena tua terbuang tanpa sisa
pasrah tersungkur menanti tubuhnya terkubur
menyimpan ribuan kata terkenang dalam jiwa yang terkekang
memendam makna yang terusung pada raga yang terpasung
Tidak ada komentar:
Posting Komentar