Tubuh itu tertunduk lesu , menahan malu
Tangan hitamnya gemetar,
pipi gembilnya merah memar,
Satu – satu kata terlontar ,
dari bibirnya yang bergetar
Perempuan itu, mengaku Ibuku …
Dalam lembab, dan pengap Hari demi hari dilalui
Dinginnya lantai, merasuk hingga memeluk tulang
Tapi aku masih bisa merasakan hangatnya pulang
Perempuan itu, yang mengaku ibuku ada dalam bui …
Teriknya hari tak pernah membuat langkahnya terhenti
Siang itu, dengan lantang dia jajakan senampan gorengan
Dengan semangat aku berlari,
menghampirinya dengan sekantong Ubi
Ya… tiga ubi curian dari kebun Juragan
Perempuan itu, ibuku, masuk bui gara-gara ubi
Ibuku … di Bui karena Ubi
Ubi membuat Ibuku masuk Bui
Bui menjadi tempat Ibuku , gara – gara Ubi
Tapi Ubi,
sampai ketangan ibuku karena aku yang beri
kuberikan pada ibu sebelum ia masuk Bui
Sekantong Ubi curian dari kebun Juragan
Kuberikan sepenuh hati ,
dengan cinta yang tak tertahan
Perempuan itu, yang tak pernah berhenti mencintaiku
Ibuku, masuk Bui karena Ubi, bukti cintaku
Tidak ada komentar:
Posting Komentar