Hujan
Rindu
Hutan
Randu
Jiwa …………… iklas
Hanyut …. terkikis
Malam ……… sepi
Menimang Tangis
dalam …. tangis kerapuhan
Malam enggan menghilang
Kala … kegundahan datang
Hampiri rapuhnya ……. Hati
Jaman menyembah tuan kemajuan
Mesin bubut …. meminang gambut
ketika ekskavator menjadi mandor
sibuk bergumul dengan kepenatan
malamku tetap diam …………… seribu bahasa
Rembulanpun tak kunjung tampak ..... pekat
Sementara belantara menjadi menu utama
Disajikan dalam lembaran bersauskan .. tinta
Suren berkata …………… ” Hatiku pucat karena khianat “
Batinnya merintih perih, “Jantungku tertembus panah”
Luka ……. Tersayat ……. oleh sebuah …….. “cinta sesaat ”
Tapi ……. purnama tak kunjung tiba ….. dimanaaaaaaaa
Suren bercerita ……. " pada tanah ……. akarku tulus menjamah "
Aku ……. yang tertanam begitu dalam ……………… tanpa rendam
Cintaaaaaku …. yang tertanam biru menembus terpatri dalam
Meski kini perlahan semua berangsur punah ……… tenggelam
Embunpun masih bergayut manja dipucuk cemara, Hening ……. dingin
Ketika perlahan mentari hendak menyapa hangat suren … sahabatnya
Suren berbisik, tersendat ……… “ demi cintaku kepada Tanah … Jagalah ! “
Damai …….. dalam diam walau hati tak mampu bicara …. menghadapNya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar