Hampir seratus tahun dia berdiri ...
Tinggi, menjulang berharap kan gapai mentari
Nafasnya tak lepas mengamati putaran zaman
Jiwanya, tak gentar hadapi badai kehidupan.
Hampir seratus tahun dia berdiri ...
Kokoh, tegak menjadi tonggak penuh harap
Akarnya melesat jauh ke Jantung tanah
Wujud cintanya yang tak akan punah ...
Hampir seratus tahun dia berdiri ...
Lembut, membelai dalam rindang sayang
berbicara, bercerita tanpa bahasa
mencintai tanpa kata - kata
Hampir seratus tahun dia berdiri ...
namun dulu dia tak sendiri ...
ratusan ribu kerabat berjejer padat
membentuk ribuan barisan shalat
Hampir seratus tahun dia berdiri ...
menjadi Ibu bagi Murai kecil,
menjadi Ayah untuk binatang tanah
Menjadi sahabat mentari, di pagi hari
menjadi kekasih hujan, berbuah kesegaran ...
Hampir seratus tahun dia berdiri
Namun kini dia sendiri ...
sepi ...
sunyi ...
menghitung waktu ...
memapah zaman ...
merawat luka bumi ...
menjaga cintanya pada tanah, yang tak akan punah ...
Hampir seratus tahun dia berdiri
sendiri ...
sepi ...
sunyi ...
tapi belum Mati ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar