Selamat Datang di Pradanashere.blogspot.com

Temans - temins .... disini selain anda bisa menikmati beberapa tulisan saya, yang mudah-mudahan bisa memberikan sedikit inspirasi untuk anda, kita juga dapat saling berbagi masalah dan solusi, apapun yang sekiranya mengganjal dan ingin anda share, anda tinggal tulis smuannya di blog ini atau anda juga dapat mengirimkan email ke pradanas.here@gmail.com atau ke pradanashare.here@gmail.com, atau mungkin anda punya tulisan yang menarik anda juga bisa mengirimkan ke alamat diatas, percayalah tidak ada masalah yang tidak ada jalan keluarnya, dan yakinlah setiap individu yang datang pada kehidupan anda, akan membawa serpihan kecil bagian penting dalam hidup kita, jd jangan ragu untuk berbagi karena apa yang kita alami bisa jadi menjadi pembelajaran utuk orang lain dan sebaliknya, otree ... selamat berbagi ....

Sabtu, 28 Mei 2011

Kosong

melihat toples kaca tanpa isi di dalamnya
habis, tanpa sisa kosong hanya tinggal udara
meraba hati, mengecap rasa sepi
berharap kerap kan datang bawa mimpi bersanding malam

melihat toples kaca kosong tak bersisa
kopong, hanya remahan roti yang mengisi tanpa arti
mengikat raga, mencekik jiwa yang merana
melesap jauh keujung sukma membawa pergi rasa yang abadi

Jumat, 27 Mei 2011

Hanya Untukmu

Untukmu yang duduk disana,
terdiam gamang, mencari arti sebuah pergolakan
tertunduk bimbang, dalam seteru jiwa yang berkubang
bertanya pada rasa yang mengatung diujung resah yang tergantung
berpaling dari mata batin, lari dari kejaran diri yang hakiki

Disana ...
ketika Hasratmu meminang rasa, mencari arti ribuan asa
membongkar nurani, meruntuhkan mimpi - mimpi

Disini ...
Segumpal hati suci mengarah tulus padamu ...
doanya sedikitpun tak bergeming hanya untukmu

untukmu yang masih duduk disana
mencari jiwa yang murni, detengah asap yang membumbung tinggi
meraba waspada, pada hati yang entah berada dimana
Hatinya mulai resah, bersembunyi dibalik matanya yag merah

masih untukmu yang ada disana
berjalan ditepi palung kesadaran
merambat, hingga merayap pada dinding - dinding kepekaan
menimbang arti benar dalam neraca kekhilafan
terus terpaut pada dua sisi kehidupan

Disana ...
sewaktu hatimu meluruh masa, diantara belukar yang hampir pudar
memendam akal sehat, mengusung tinggi - tinggi pribadi

Disini ...
Malaikat penjagamu menunggu tanpa ragu,
membawa secawan penuh penghilang dahaga hatimu,
suguhkan cinta penyempurna hidupmu ...

Untukmu yang selalu duduk disana

Kamis, 26 Mei 2011

Nyanyian Alam Baka

Dirimu adalah ...
manusia angkuh penjual derita

Jiwamu adalah ...
Jiwa sombong pengarang cerita bohong

Kau yang pongah bak terompah,
menyilet diri, dengan sembilu iga saudaramu
memasung hati dengan balok tumpuan hidup ibumu
menggantung diri dengan sayatan tali pusar bayi merah mu

Ragamu adalah
raga durjana, bersembunyi dibalik airmata

Hatimu adalah
Hati pendusta, pencuri cinta dan bahagia

Kau yang selalu tersiksa ketika yang lain bahagia
umpankan racun di tiap senyum kepalsuan
tawarkan susu basi bagi jiwa - jiwa yang birahi
sembunyikan belati iri dibalik kebodohan abadi

Hidupmu adalah
Hidup benalu, mengambil sari dari empumu

Kau yang selalu merasa paling menderita
dirimu yang selalu merasa pantas dapatkan semua cinta
Jiwa yang egois, yang tak henti menebar luka
Hati yang selalu meringis bengis melihat yang lain menangis

Matimu adalah
Mati sang Ratu, ratu pengecap siksa, pemanis neraka ...

Selasa, 24 Mei 2011

Sang guru

terdiam memandang sang guru yang sedang bimbang
menghitung waktu yang terus berjalan antara titian dan himpitan
menata satu satu kata antara fakta dan rekayasa
meronce satu per satu bunga kehidupan, antara godaan dan rayuan

aku disini memandang Guruku yang sedang bimbang ...

termangu memperhatikan sang guru yang nampak lesu
lelah dengan segala gundah, yang perlahan merambah hati yang mulai basah
resah dalam keraguan, antara khayalan dan kenyataan
rindu pada nakalnya kalbu, yang membuat segalanya semakin rancu

aku masih disini termangu melihat Guruku yang nampak lesu ...

tertunduk kikuk menemani sang guru yang semakin suntuk
sibuk dengan semua rasa dan makna segala rahasia
menebar ratusan tanda seru bahkan ribuan tanda tanya
tentang apa, mengapa, siapa, kapan, dimana, dan bagaimana

aku tetap disini tertunduk temani guruku yang semakin suntuk ...

beraharap putihnya, semakin putih
hingga hitamnya nampak semakin kelam
singkirkan dualisme keabuan, dan ke nir-jelasan
biarkan asa merebak dalam rasa
dan semua penjuru pintu hati semakin terbuka

aku akan tetap disini menunggu guruku kembali tersenyum tanpa ragu ...

Senin, 23 Mei 2011

Kisah Pagar dan Tanaman


teringat teman bercerita tentang pagar dan tanaman
teringat teman bicara tentang memakan dan dimakan
terlintas satu - satu pertanyaan...
siapa pagar, siapa tanaman,
siapa yang memakan dan siapa yang dimakan 

jika pagar makan tanaman, itu hal yang biasa
namun, jika tanaman yang memakan pagar, baru luar biasa ...
atau mungkin pagar dan tanaman saling makan dan dimakan ?
ini hal yang tidak biasa ...

tik..tok..tik..tok..tik..tok
aku masih disni terpekur dengan satu persatu tanda tanya
termangu dengan rangkaian tanda seru
berharap segera hadir, titik dan koma.

Setan Kecil


Dia adalah setan kecil yang menggerogoti rasa
setan kecil tawarkan ratusan kebahagiaan
setan kecil suguhkan ribuan rasa nyaman
setan - setan kecil bersembunyi dibalik jutaan kesedihan 

Kau adalah setan kecil pencipita huru hara
setan kecil yang mengabulkan printilan doa
setan kecil yang memicu gumpalan dosa
setan - setan kecil berbusana kesederhanaan dan airmata

Jiwamu adalah setan kecil pengunyah asa
setan kecil pengkaji birahi,
setan kecil pengalun hati yang majnun
setan - setan kecil perusak cinta, penghuni neraka

Sabtu, 21 Mei 2011

Nyanyian Kerinduan


dalam diam ku coba meraba malam
berusaha memendam rinduku yang semakin dalam'
sementara fikirku terus ingin bersamamu
dan jiwaku selalu rindu memelukmu

aku disini kian terkubur dalam sepi
merajut harap dalam doa yang abadi
aku yang selalu berceloteh dengan angan
menjaga raga terjaga dalam dekapan

hadirmu adalah api dianku ...
suaramu adalah embun pagi hariku
bahagiamu adalah nafas hidupku
hingga mentaripun cemburu pada senyumanmu


wahai perempuan yang melahirkan sendok dan mangkok
kau dewi yang takarkan piring sebagai alas nasi
perempuan yang darahnya mengalir dalam diri tanpa henti
malaikat yang ajarkan aku miliki nurani

rindu ini selalu membimbing nafasku
rasa ini tak lelah memapah hati dan cintaku
wahai perempuan yang selalu berikan indahnya mimpi
kau , adalah ratuku yang selalu tempati singgasana hati ...

dengan segenap kerinduan, dalam hati Putramu
untukmu "ibu" yang selalu mencintaiku ...

Kamis, 19 Mei 2011

Seadanya

Lidah - lidah kelu
kaki - kaki kaku
menatap nanar tanpa sinar
mencium aroma tanpa rupa

Lidah - lidah kelu
kaki - kaki kaku
mendengar celoteh lugu kian membisu
meraba rasa tanpa rasakan asa

Lidah - lidah kelu
kaki - kaki kaku
tegap berjalan dalam gontai
tersenyum manis diantara tangis

Lidah - lidah kelu
kaki - kaki kaku
lidah - kedah - lilu
kakika - kikaku

Rabu, 18 Mei 2011

Untuk sebuah rasa


Terpaut diri pada lamunan tak bertuan
memagut hati pada jiwa yang kian terluka
rapuh, meluruh dalam bejana yang makin keruh
rebah, pada tanah yang satukan raga nan jumawah

diri ini gontai dalam khayalan keniscayaan
hati ini kian meraba pada pekatnya jelaga
mengunduh jutaan keluh, membasuh ribuan peluh'
dalam harap yang perlahan mulai pengap

Aku bersandar pada tiang-tiang malang
berpegang , berusaha bertahan pada ranting yang menggigil
dalam kekosongan hati, perlahan kembali kugapai terang
berharap raga berpendar, hangatkan jiwa yang hampir tiada

Sabtu, 14 Mei 2011

Ketika Aku, menjaga ibu

Dia selalu katakan aku paling Cantik
Dia juga tak pernah bosan bilang aku anak pintar
Setiap lelaki yang memandangku, selalu gentar karenanya
Setiap bibir yang mencibir kearahku, pasti diam dibuatnya
Dia selalu bilang, “ mereka iri padamu anak pintar “
Dia juga bersisik “ orang – orang itu mau menjadi sepertimu Cantik 

Senyumnya, adalah surgaku
Belaiannya , adalah obat bagiku
Dia, pahlawanku
Dia, pembelaku,
Dia, adalah ibuku …

Aku, Yang cantik
Empat puluh lima tahun bersandar pada kursi roda
Aku, si anak pintar
Yang selama ini selalu pipis dicelana,
Mengamuk tiba – tiba,
menangis, meratap, meraung, Gila …..

Aku yang selama ini membuat mereka iri
Karena aku punya ibu yang mencintaiku sepenuh hati
Aku yang selalu , membuat orang ingin sepertiku
Karena aku punya Malaikat cantik yang selalu menjagaku
Ya .. Dia adalah ibuku


Sekarang aku masih disini,
Terdiam, dalam lamunanku
Sedang menjaga ibu, disamping sebuah batu
Marmer  indah bertuliskan 
“ Wedhyastari Prabu binti Sastrowilogo “
Dia … adalah ibuku




Antara Ibu, Bui dan Ubi

Tubuh itu tertunduk lesu , menahan malu
Tangan hitamnya gemetar,
pipi gembilnya merah memar,
Satu – satu kata terlontar ,
dari bibirnya yang bergetar

Perempuan itu, mengaku Ibuku …

Dalam lembab, dan pengap Hari demi hari dilalui
Dinginnya lantai, merasuk hingga memeluk tulang
Tapi aku masih bisa merasakan hangatnya pulang

Perempuan itu, yang mengaku ibuku ada dalam bui …

Teriknya hari tak pernah membuat langkahnya terhenti
Siang itu, dengan lantang dia jajakan senampan gorengan
Dengan semangat aku berlari,
menghampirinya dengan sekantong Ubi
Ya… tiga ubi curian dari kebun Juragan

Perempuan itu, ibuku, masuk bui gara-gara ubi


Ibuku … di Bui karena Ubi
Ubi membuat Ibuku masuk Bui
Bui menjadi tempat Ibuku , gara – gara Ubi
Tapi Ubi,
sampai ketangan ibuku karena aku yang beri

kuberikan pada ibu sebelum ia masuk Bui
Sekantong Ubi curian dari kebun Juragan
Kuberikan sepenuh hati ,
dengan cinta yang tak tertahan

Perempuan itu, yang tak pernah berhenti mencintaiku
Ibuku, masuk Bui karena Ubi, bukti cintaku

MAMA

Dia ------ , Perempuan  yang  terduduk  dalam  diam
Bercengkerama …,  dengan  rintik  air  hujan
Bersahabat  pada  sepinya malam
Berceloteh tentang rindu
Berbagi kisah
Mengurai ,cerita panjang
Menguntai arti sebuah penantian
Kegigihan Katak bernyanyi memanggil hujan
Kesetiaan langit malam menunggu Purnama datang

Dia,…
Duduk  terdiam
Bergelut dalam lamunan
Mempertahankan  asa  dalam  rasa
Meyakinkan  Hati,  yang  semakin … sepi
Dia, … Perempuan tua dengan uban dikepala
Kerut wajahnya lukisan ketegaran hakiki
Mata indahnya pancaran kerinduan
Kerinduan yang tertahan
Hampir terbuang
Terabaikan

Perempuan separoh baya,.. tidak  lagi muda
Bertahan demi Cintanya pada waktu
Bersandar ,  pada  empunya  jiwa
Berharap , … pada  doa
Dan Airmata
Dia, … Perempuan Tua
Terpasung sepi dalam kesendirian
Matanya basah, hatinya terus berdoa
Tenggelam dalam penantian dan kerinduan

Dia,…
Masih disana
Tangan tuanya melipat
Mendekap erat sebuah benda
Figura sederhana dengan foto didalamnya
Lelaki muda berseragam , gagah terbingkai kaca
Bingkai sederhana, dengan sebuah tulisan
   Jakarta,   5   Oktober   1991 
“ Dengan segenap rasa cinta
Yoga Adrian Bimantara
Dalam Kenangan
Putraku “